Keberhasilannya menjadi Juara I OSN tingkat kabupaten cabang mata pelajaran IPS pun membuat Radolf berhak untuk mengikuti OSN tingkat provinsi. Saat ditemui, Radolf tengah menunggu pengumuman hasil seleksi OSN provinsi.
NGORO – Kesuksesannya menjadi yang terbaik di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 tingkat kabupaten ternyata berawal dari coba-coba. Auliya’ Radolf Wirani H pada dasarnya tidak menekuni mata pelajaran (Ilmu Pengetahuan Sosial). Peserta didik kelas VIII itu sejatinya lebih tertarik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
“Kalau ikut kompetisi semacam OSN ini sebenarnya sudah sejak SD. Namun saat SD dulu lebih senang dengan IPA. Tapi berkali-kali mencoba ikut kompetisi, ranking yang didapat tidak juga menunjukkan hasil yang signifikan sehingga ketika masuk SMP coba-coba ikut di IPS,” jelas Auliya’ Radolf Wirani H saat ditemui di sekolahnya, Jumat (26/4).
Meski awalnya diniatkan untuk menjajal peruntungan, kemampuan peserta didik asal SMP Negeri 2 Ngoro tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebelum pada akhirnya sukses menyabet juara pertama OSN tingkat kabupaten cabang mata pelajaran IPS, peserta didik yang akrab dipanggil Radolf ini sudah lebih dulu lolos dari serangkaian seleksi serta pembinaan di sekolah.
Baca Juga : Ibadah Puasa Ramadan Sukar Menghindari Bau Mulut
“Kebetulan di sekolah ada ekstrakurikuler OSN. Untuk bisa ikut ekstrakurikulernya selain memang tertarik dan benar-benari ingin ikut OSN, guru pembimbing ekstraurikuler akan melakukan seleksi. Selain itu guru juga akan melihat nilai rapor yang dimiliki teman-teman yang mendaftar sehingga akan diketahui siapa yang lebih cocok di mata pelajaran IPS, IPA, atau matematika,” ujar Radolf.
Seringkali dianggap sebagai dua cabang ilmu yang saling bertolak belakang, Radolf justru menganggap IPA dan IPS sama-sama memiliki hal yang menarik. Keduanya sama-sama mengedepankan penalaran. Namun kadar penalaran di mata pelajaran IPS dirasanya lebih banyak dibanding IPA. Jika di IPA dia diharuskan menguasai implementasi penggunaan rumus-rumus eksakta yang ada dengan serangkaian permasalahan yang harus dipecahkan, sementara di IPS dia dituntut untuk bisa melakukan penalaran atas beragam fenomena sosial. Dia harus selalu memiliki informasi terbaru.
Untuk itu anak pertama dari dua bersaudara ini selalu menyempatkan membaca beragam bacaan. Sejarah negara-negara di dunia, biografi para pahlawan juga tokoh-tokoh terkemuka, dan beragam ensiklopedi kebumian menjadi bacaan favoritnya. Meski begitu, Radolf ternyata juga menggemari membaca bacaan dari genre lain seperti komik dan cerita pendek. Dari hobi dan ketekunanannya dalam membaca seta belajar, Radolf mendapatkan beragam ilmu dan informasi yang bisa mendukung kegiatan belajar juga prestasinya.
Sementara itu, di luar fokusnya untuk bisa berprestasi melalui ajang OSN, lelaki berkaca mata ini ternyata juga pandai dalam berorasi. Beberapa kali dia diminta untuk mengikuti lomba atau sekedar mengisi acara sekolah dengan menunjukkan bakatnya dalam berpidato. Selain berpidato, Radolf juga piawai menjadi pemandu acara.
Keberhasilannya menjadi Juara I OSN tingkat kabupaten cabang mata pelajaran IPS pun membuat Radolf berhak untuk mengikuti OSN tingkat provinsi. Saat ditemui, Radolf tengah menunggu pengumuman hasil seleksi OSN provinsi.
Meski pernah meraih prestasi baik pada mata pelajaran IPS, Radolf menyimpan cita-cita untuk menjadi dokter. Alasannya karena dia memang menyukai profesi yang erat dengan ke-IPA-an tersebut. Selain itu dia juga ingin kembali menekuni IPA meski pernah berprestasi di bidang IPS.
Sembari bercanda Radolf berkata, “IPA untuk menjadi keseharian, sedangkan IPS untuk mengejar prestasinya.” ■ fitrotul aini.