Bau mulut sebenarnya serupa ketika seseorang tengah bangun tidur di pagi hari, karena beberapa saat mulut berhenti melakukan tugasnya untuk mengunyah makanan seperti biasa.
JOMBANG – Memasuki Bulan Ramadan bukan berarti harus melakukan renovasi rumah secara besar-besaran, melainkan juga sewajarnya berjalan searah dengan menata hati demi mendekatkan diri pada Sang Ilahi Robbi. Poin utama pada bulan penuh berkah ini yakni mampu menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh tanpa ada kendala apapun. Terlebih, selama menjalani ibadah puasa seseorang juga harus melaksanakan rutinitasnya seperti biasa.
Demi menjalankan puasa selama satu bulan penuh dengan rutinitas seperti biasa, otomatis seseorang memerlukan kondisi badan yang prima. Langkah paling sederhana adalah menjaga asupan gizi makanan, minum air putih minimal dua liter ketika sahur serta buka puasa, dan istirahat cukup selama enam hingga delapan jam.
“Sebenarnya dari segi pola makan tidak jauh berbeda dari hari biasa, hanya saja pembagian waktunya yang berubah. Saat sahur diibaratkan seperti sarapan, makan siang bergeser setelah magrib dan malam bisa seusai isya. Perlu diingat bahwa rentang waktu antara sahur dan buka puasa terbilang cukup lama, sehingga memerlukan asupan gizi lengkap empat sehat lima sempurna,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Titik Ulfah, S.ST.
Baca Juga : Pembelajaran Matematika Berbasis Permainan Tradisional
Minimal, imbuh perempuan yang berkediaman di Desa Ceweng, Diwek tersebut, seseorang wajib mengetahui kepadatan aktivitasnya dan mampu memperkirakan kebutuhan kalorinya. Jangan sampai ibadah puasa menjadi penghambat atau alasan seseorang dalam menjalani rutinitasnya. Selanjutnya ketika magrib tiba, tetap atur porsi makan atau dibagi dengan setelah isya. Apabila makan berlebih di satu waktu, otomatis sistem pencernaan langsung bekerja keras setelah satu hari beristirahat. Dampaknya akan menimbulkan gangguan pencernaan.
Hal berikutnya yang menjadi identik selama bulan puasa adalah bau mulut tidak sedap. Bau mulut ini sebenarnya serupa ketika seseorang tengah bangun tidur di pagi hari, karena beberapa saat mulut berhenti melakukan tugasnya untuk mengunyah makanan seperti biasa. Selama berhenti mengunyah, saat itu merupakan waktu bagi sisa-sisa makanan yang terselip di sela gigi mengeluarkan aroma tidak sedap. Terlebih jika rongga mulut kekurangan air liur juga menyebabkan aroma kian menyengat.
Titik menuturkan, “Perkara bau mulut tidak sedap seperti ini memang tidak dapat dihindari, tetapi masih bisa diminimalisir. Langkah penanganan dan pencegahannya bisa dilakukan ketika sahur maupun berbuka puasa. Caranya sangat mudah, cukup menggosok gigi sebersih mungkin ditambah kumur-kumur menggunakan air bersih ataupun pencuci mulut serta menghindari makanan beraroma tajam.” ■ fakhruddin