Hadi Susanto*)
Salah satu tahap paling penting untuk Belajar adalah keikhlasan hati kita untuk mengosongkan kembali diri kita dan tidak sibuk dengan menganalisa apa yang disampaikan oleh Guru, membandingkan cara guru mengajar ataupun komentar-komentar lain yang hadir di pikiran kita saat menerima sebuah pelajaran baru maupun yang telah kita terima, karena terkadang yang terjadi adalah Ego kita yang menghalangi pertumbuhan jiwa kita untuk belajar, karena merasa lebih tua, karena merasa lebih tau atau karena merasa punya pendidikan yang lebih tinggi, hal inilah yang memicu stagnasi kita dalam Belajar, saya sangat setuju dengan istilah “Setiap orang adalah Guru, dan setiap tempat adalah Sekolah”, karena bangku sekolah ataupun bangku Kuliah sampai Level S-3 atau profesor tak pernah mencakup semua pelajaran dalam kehidupan khususnya pengalaman Hidup yang sangat unik dari setiap orang, Karena itu saya selalu menekankan pada Anak Didik saya di SMK Investama Jombang untuk selalu belajar apapun, pada siapapun dan kapanpun waktunya, semakin banyak pengalaman dan keterampilan maka senjata kita untuk survive dalam kehidupan juga akan semakin banyak, kita tak pernah tau kemana takdir membawa Anak didik kita kelak, lebih baik dari awal kita bekali dengan banyak hal agar mereka Siap untuk Hidup.
Baca Juga : Berawal dari IPA, Berprestasi di IPS
Lima Tahap dalam Mengajari Diri sendiri
Dalam mengajari diri kita sendiri agar bisa menerima Keilmuan dan pengalaman dengan Indah kita perlu menjalani Lima tahapan agar pencapaian Kita dalam pembelajaran Lebih Sempurna, Tahapan Itu adalah:
1. Hening
Dalam menerima Ilmu pengetahuan dan pengalaman Guru-Guru Bijak dari Timur selalu mengajarkan pada kita Untuk hening, yang Artinya mengajarkan otak kita Untuk tidak Melakukan “Self Talk” atau Bicara dengan diri kita sendiri, Misalkan kita menganalisa apa yang disampaikan Buku,Guru atau pengalaman yang kita jalani dengan Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sudah kita memiliki sebelumnya, maka ketika belajar kita sibuk dengan perbandingan,penyangkalan dan komentar yang akan menggangu proses kita dalam Belajar. Oleh karena itu Budaya Timur banyak mengajarkan Tentang Meditasi, Yoga, Wirid yang tujuannya melatih Fokus Pikiran sadar kita agar tidak sibuk menjangkau masa lalu dan masa depan juga Tidak lagi asyik untuk Bergosip Ria dengan diri kita sendiri.
2. Menyimak
Dengan keadaan diri kita yang sudah fokus dengan ilmu dan pengalaman yang kita terima dan tidak sibuk lagi dengan komentar-komentar yang Muncul dipikiran kita Sendiri maka kita akan lebih mudah untuk menyimak materi atau pengalaman yang sedang kita gali.
3. Mengingat
Ada beragam cara yang kita Gunakan dalam mengingat seperti menulis kembali, Menghafalkan sambil komat kamit, bercerita pada orang lain adalah cara masing masing orang untuk mengingat kembali apa yang telah kita pelajari, asalkan cara itu menimbulkan rasa bahagia dalam melakukannya maka cara itu tepat bagi diri kita untuk mengingat informasi yang telah kita Rekam.
4. Berlatih
Berlatih adalah sebuah tahapan penting dalam semua keilmuan yang ada di dunia ini karena dengan berlatih kita mengenali dan mengakses kembali tentang sesuatu yang kita pelajari meskipun pada dasarnya kita belum bisa memahami materi atau pengalaman itu seratus persen tapi dengan Berlatih kita akan mengetahui dan mengulang kembali rangkaian peristiwa yang telah kita lalui, misalkan anda sedang belajar manajemen dan melatihnya dengan membuka usaha, maka anda sedikit demi sedikit akan menguasai Ilmu manajemen itu karena dengan berlatih kita mulai mengenali obyek yang kita latih, atau minimal akan merangsang anda untuk tahu lebih banyak tentang materi yang dipelajarai
5. Mengajar
Ketika kita mengajarkan sesuatu pada orang lain maka itu sama halnya dengan kita Mengajari diri kita sendiri, kita bisa mengingat kembali dan merangsang otak kita untuk mencari informasi yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan Materi yang kita pelajari, sehingga saat mengajar ilmu kita tidak akan berkurang justru ilmu kita akan makin kaya dan beragam.
Seni Mengelolah Pikiran
Pikiran adalah Hasil dari gelombang magnetik di impuls syaraf otak kita, pikiran bisa menarik hal positif maupun Negatif tergantung cara kita dalam mengelolahnya, jika pikiran Digunakan untuk mengeluh, khawatir dan Cemas, Maka itulah yang menjadi Input bagi pikiran Bawah sadar kita sehingga membangun pola-pola negatif di dalamnya, Akhirnya hiduppun akan menjadi Rumit dibuatnya, Tugas kita adalah memasukan hal-hal positif yang bisa memberdayakan diri kita, Agar optimis, pasrah dan ikhlas dalam menjalani kehidupan ini dan terhindar dari jebakan pola pikiran yang Negatif. Pikiran yang akan menghasilkan perasaan yang positif, karena perasaan ibaratnya adalah lambung yang mengelolah sesuatu yang kita masukan dalam pikiran, jika pikiran kita negatif maka akan diolah perasaan menjadi sesuatu yang Negatif juga, Misalkan saja anda selalu merasa Tidak percaya diri, Maka yang akan muncul perasaan Rendah diri dan tidak mampu, hal inilah yang di rekam oleh pikiran bawah sadar kita menjadi pola yang negatif yaitu tentang diri kita yang tidak berdaya, maka kita akan kehilangan segala daya kemampuan atau potensi yang kita miliki, karena diri kita sendiri yang Membonsai kemampuan kita.
Pengalaman Adalah Investasi Kehidupan
Dalam Kehidupan ini Banyak dari kita yang sangat terobsesi dengan wujud yang sifatnya material sebagai pemuas jiwa, seperti kita memiliki Baju baru, sepeda baru dan sebagainya yang dimana hal itu sebenarnya secara esensial adalah Alat penunjang kehidupan saja tanpa menghadirkan sebuah “pengalaman” ataupun keterampilan yang sifatnya adalah untuk dibawa seumur hidup, jadi misalkan akan mengikuti workshop maka anda akan mendapatkan inpu baru bagi pikiran anda dan menggeser pola pikir anda seumur hidup, jika anda memilih Untuk “Travelling” maka anda akan mendapatkan pengalaman baru, bertemu orang-orang baru dan tentu saja anda mendapat memory tentang bagaimana perjalanan Travelling yang akan dibawah seumur hidup, Apapun yang menghasilkan kenangan yang bisa anda kenali kembali dalam bentuk ilmu dan pengalaman merupakan Investasi yang luar biasa dalam membangun kehidupan Kita, dari mengenali pengalaman maka kita akan terstimulus untuk tahu lebih jauh dan menggali informasi yang lebih dalam lagi tentang Fenomena-Fenomena diluar diri kita.
Pengalaman dan perasaan Akan menghasilkan kesadaran serta pencerahan bagi jiwa kita untuk selalu berkembang dan bertumbuh, Karena di dalam Kehidupan ini Jika kita stagnan maka kita akan menjadi “Busuk” atau tertinggal oleh kereta kehidupan, misalkan saja kita mengabaikan perkembangan Teknologi, maka kita akan sangat ketinggalan jaman dan Tidak Update lagi ilmu pengetahuan yang kita Miliki, begitu pula ketika gagal Move on dari peristiwa yang terjadi dimasa lalu kita maka kita juga akan terhambat pertumbuhan Jiwanya, karena kita belum bisa menerima dan memaafkan apa yang terjadi pada kehidupan kita yang telah berlalu, Sudah menjadi Sunahtulloh dalam Hidup ini ada yang datang dan ada yang pergi seperti tamu-tamu kehidupan, begitu juga Mencari Ilmu Kita kadang dipaksa melepas semua pemahaman lama kita agar bisa menerima pencerahan Yang masuk dari segala Arah kehidupan.
*) Founder Spirit Awareness Teaching Indonesia (SATI)